Sungguh, kita tentunya tidak ingin menjadi seperti orang-orang yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berapa banyak orang yang berpuasa, ia tidak mendapat apa-apa dari puasanya itu kecuali rasa lapar dan haus”.
Ketika bulan yang penuh janji ampunan dan pahala, bulan yang penuh keutamaan, bulan dimana pada satu malam terdapat malam lailatul qadar itu pergi, berarti pula selesailah kesempatan kita untuk mereguk segala keutamaan yang ada. Berlalulah segala keutamaan yang Allah ta’ala janjikan dibulan itu. Jika memang demikian, tak hanya kegembiraan akan datangnya hari raya ‘Idul Fithri yang kita rasakan kala ditinggal pergi Ramadhan, melainkan kesedihan juga.
Mungkin sebagian dari kami merasa memiliki sesuatu yang berharga untuk menjadi bekal setelah ramadhan. Tapi sebagian lagi dari kami, hanya membawa beban di akhir ramadhan ini. Bagi sebagian dari kami, Ramadhan ternyata tidak membuahkan takwa, ramadhan hanya berlalu dan diisi dengan kekosongan.
Dari Jabir r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jika malam Ramadhan berakhir, seluruh makhluk-makhluk besar, di segenap langit, dan bumi, beserta malaikat ikut menangis. Mereka bersedih karena bencana yang menimpa umat Muhammad saw. Para sahabat bertanya, bencana apakah ya Rasul? Jawab Nabi. Kepergian bulan Ramadhan. Sebab di dalam bulan Ramadhan segala doa terkabulkan. Semua sedekah diterima. Dan amalan-amalan baik dilipatgandakan pahalanya, penyiksaan sementara di hapus.”
Duh...kalau Nabi Muhammad saja bersedih hati ketika Ramadhan berakhir, lalu kenapa kita malah bersuka-cita ?
Tak ada lagi amal yg berlipat ganda.
Tak ada lagi ibadah sunah yg dihitung wajib.
Tak ada lagi setan yg dibelenggu.
Rasanya, baru kemarin bertemu..
Rasanya, banyak detik berlalu percuma..
Rasanya, belum terkuras habis dosa..
Pantas Rasul dan sahabat menangis bersama malaikat, langit dan bumi.
Mungkin bukan hanya menangisi pulangnya Tamu Agung, tapi mungkin juga menangisi kita, umatnya, yang tidak ikut menangis bersama mereka.
Rabb.. beri kesempatan kami bertemu lagi Sang Tamu Agung, bulanMu yang suci.
".. jika amal terlalu sedikit untuk dibawa serta menuju-Nya, dan keridhoan manusia belum juga terjamah... apalagi yang bisa diharap dari jiwa ini?”
Ya Allah....Kami mohon ampun kepadaMu, dan berikanlah kekuatan kepada kami untuk terus melaju melawan kedzaliman dan hawa nafsu kami dibulan lainnya.
Ya Allah, saya berlindung kepadamu dari hati yang tidak khusyu', ilmu yang tidak bermanfa'at, mata yang tidak bisa meneteskan air mata/menangis, doa yang tidak dikabulkan, sungguh kami berlindung dari ke empat hal itu
Allahumma inni as’alukal huda wattuqa wal afafa wal ghina
Ya Allah, aku memohon petunjuk, ketakwaan, penjagaan diri dan kecukupan kepada-Mu
[HR. Muslim 2721, Tirmidzi 3489]
Allahumma alhimni rusydi waqini syarra nafsi Ya Allah, anugerahkanlah kebenaran kepadaku dan lindungilah aku dari kejahatan hawa nafsuku [HR. Tirmidzi 3483, al-Misykat 2476]
Ya Muqallibal qulub tsabbit qalbi ala dinika
Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu
[HR. Ahmad 11697, Ibnu Majah 3834, Tirmidzi 2140]
Rabbanaa fagh fir lanaa dzunuubanaa wa kaffir 'annaa say-yi-aatinaa wa tawaffanaa ma'al abraar
Ya Tuhan kami ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari pada kami kesalahan-kesalahan kami dan matikanlah kami bersama orang yang baik-baik
Rabbanaa wa aatinaa maa wa'attanaa 'alaa rusulika wa laa tukhzinaa yaumal qiyaamati innaka laa tukhliful mii'aad
Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang Engkau janjikan kepada kami melalui Rasul-Rasul-Mu, dan janganlah Engkau hinakan kami pada hari kiamat.Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji.
No comments:
Post a Comment