Sudah lebih khusyu’ kah dari yang lain? Atau malah lebih kacau dari saling sikut dan tengok kanan kiri?
“Shalat itu tiangnya agama, Shalat mu lalai, maka semuanya pun terbengkalai.”
Seringkali kita dengar seperti itu, tapi apa kita sudah tak lalai dalam shalat
Dan seharusnya saya menyadari ketika saya sering merasa gundah dan hati merasa tak tenang, pasti karena shalatku masih belum benar.
Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar (Q.S. Al-Ankabut: 45)
Ketika kita berbuat keji dan/atau munkar maka hati menjadi tak tenang. Periksa lagi shalatnya, periksa lagi shalatnya ..
Sebuah kisah pendek yang saya dengar ustadzah di pengajian komplek beberapa waktu lalu,
Ada seorang lelaki kehilangan karungnya. ia lupa siapa yang meminjam karungnya. saat shalat ia baru teringat orang yang dimaksud. seusai salam ia segera menyuruh pelayannya mengambil karung itu.
"Tuan, kapan Tuan ingat karung itu?" tanya sang pelayan. "Tadi sewaktu aku shalat," jawab laki-laki itu.
"Ternyata shalat Tuan bukan mencari ridha Allah semata, tetapi malah mencari karung," kata pelayan itu cerdas. Akhirnya berkat kata-katanya itu laki-laki itu memerdekakan pelayannya.
Kita mesti jujur mencermati kualitas ibadah shalat kita. Tapi saya pernah mendengar ada yang bertanya; apa hubungannya shalat dengan masalah kita? Menurut saya kalau kita menghadapi masalah yang rumit, bumi serasa sempit, perut melilit, hati menjerit, masa depan sulit, maka cek dulu shalat kita = Apa kabar shalat kita?
Seperti sebuah hikmah yang sering kita dengar, "Barang siapa yang shalatnya tidak mencegah perbuatan keji dan mungkar maka tidaklah bertambah padanya kecuali semakin jauh kepada Allah."
Kemudian saya ingat hadits ini; R
asulullah SAW bersabda,"Barang siapa yang bertambah ilmunya, akan tetapi tidak bertambah imannya maka tidak menambah kepada Allah kecuali semakin jauh."
*mendekati waktu shalat Jum'at sayup terdengar murottal juz 30 suara syaikh Musyari Rasyid dari corong masjid kantor..
No comments:
Post a Comment