Awalnya mau bikin judulnya "Tipisnya Akal Wanita", tapi setelah dipikir-pikir kok ya ga enak ya.. Ntar jangan-jangan banyak yang protes sana-sini. Untung aja inget ma salah satu judul nasyidnya Maidani, "Kaca Yang Berdebu". Liriknya sih kurang lebih menyiratkan maksud dari tulisan di bawah ini. Yuk Lanjuut...
Jangankan lelaki biasa, seorang Nabi pun akan merasakan kesunyian tanpa hadirnya seorang wanita di sampingnya. Tanpa wanita, pikiran dan perasaan lelaki akan mersakan kegelisahan. Akan halnya Nabi Adam yang masih membutuhkan hadirnya seorang wanita walaupun di dalam Surga telah tersedia segalanya. Namun tetap saja Nabi Adam tetap merindukan Siti Hawwa.
Wanita memang tercipta dari tulang rusuk yang bengkok. Tugas lelakilah (Ayah, Saudara, dan Suami) untuk meluruskannya. Maka luruskanlah wanita itu dengan cara yang baik. Dengan jalan yang ditunjuk oleh Allah. Karena mereka memang diciptakan sebegitu rupa. Didiklah mereka dengan panduan dari-Nya.
Jangan mencoba memanjakan mereka dengan harta.
Karena nantinya mereka akan menjadi lupa segalanya.
Jangan hibur mereka dengan kecantikan semata.
Karena nantinya mereka akan menderita.
Kenalkan mereka kepada Allah. Kenalkan mereka kepada Dzat yang kekal.
Karena di situlah sebenarnya letak puncak kekuatan dan keindahan dunia.
Akal wanita yang setipis rambutnya.
Maka tebalkan ia dengan ilmu.
Hati wanita yang serapuh kaca.
Maka kuatkan ia dengan iman.
Perasaan wanita yang lembut.
Maka tuntunlah ia dengan akhlak mulia.
Jagalah ia, karena dari situlah nantinya mereka akan melihat nilai keadilan Rabb-Nya.
Bisikkan pada telinga mereka bahwa kelembutan bukanlah suatu kelemahannya.Bukan pula bentuk diskriminasi Allah terhadap wanita. Akan tetapi sebaliknya disitulah bukti kasih sayang Allah terhadapnya.
Wanita yang lupa akan hakikat kejadiannya pasti tidak akan terhibur dan tidak akan menghiburkan. Tanpa iman, ilmu dan akhlak mulia mereka tidak akan pernah lurus. Bahkan bisa jadi akan semakin membengkok.
Itulah yang akan terjadi jika wanita tidak dikenalkap kepada Rabbnya.
Pepatah yang seringkali kita dengar (saya biasanya suka denger dari temen-temen ngaji): "Jangan mengharapkan mempunyai isteri semulia Fatimah jika dirimu tidak sehebat Ali bin Abi Thalib"
Ada juga pepatah lain yang juga sering sayang denger (denegr mulu, kapan bikin sendiri) : "Dibalik kehebatan seorang laki-laki ada wanita dan itu adalah istrinya, di balik kehancuran seorang laki-laki pun ada wanita dan itu bukan istrinya" hehe..(Setuju kan...?)
Lagunya enak dan menyentuh...
No comments:
Post a Comment